Manajemen Haters di Media Sosial

Punya haters adalah hal yang bisa bagi banyak orang, utamanya bagi mereka pengguna media sosial. Maklum saja, media sosial, selain menjadi tempat yang bagus untuk mencari teman, juga merupakan tempat yang paling subur untuk membangun permusuhan.

Bila Anda merasa tidak pernah punya haters di media sosial, maka tolong segera tutup halaman ini dan mulailah untuk membuka halaman lain yang lebih menyenangkan, misal membuka youtube dan menonton video polisi Pak Eko, atau membuka situs teka-teka silang dan mencoba peruntungan dan ketangkasan pengetahuan umum Anda. Namun jika Anda punya banyak haters di media sosial, maka Anda berada di halaman yang tepat.

Ada banyak orang yang tak tahu, bagaimana cara memperlakukan haters di media sosial. Ini hal yang sangat berbahaya, utamanya bagi banyak orang yang butuh pencitraan digital.

Adanya haters adalah salah satu bukti bahwa seseorang punya pengaruh. Pada titik tertentu, ini baik. Namun pada titik yang lain, hal tersebut bisa membuat seseorang menjadi tak nyaman.

Nah, berikut ini adalah beberapa tips manajemen haters yang mungkin bisa Anda praktikkan jika Anda punya haters di media sosial.

Jangan anggap haters sebagai haters

Ini langkah pertama dan utama. Haters dan bukan haters ini hanya soal persepsi. Ini juga berlaku untuk lovers, atau followers sekalipun. Hubungan haters ini hanya persoalan status. Sama seperti pasangan. Mau saling sayang apa pun, mau sudah bobok bareng serutin apa pun, mau sudah ciuman sebasah apa pun, kalau belum ada pernyataan “Aku sayang kamu” dan dibalas “Ya, sama,” maka statusnya tetap saja bukan pacar.

Haters juga begitu. Mau sekasar apa pun, sengehek apa pun, kalau Anda tidak menganggapnya ada, maka dia tidak ada. Dia hanya angin belaka.

Balas komentarnya maksimal dua kali

Ini langkah yang perlu Anda lakukan jika Anda terlalu sulit untuk melakukan langkah yang pertama.

Berbalas komentar dengan haters tentu saja menyebalkan. Selain menyita energi, juga memancing emosi. Karena itulah, untuk membalas haters, jangan terlalu banyak, cukup dua kali balasan, setelah itu tinggalkan.

Lho, kenapa nggak sekalian tak usah dibalas?

Itu bisa saja dilakukan, namun dengan membalas komentar haters, ada nilai tambah yang muncul pada diri Anda, orang akan menganggap bahwa Anda adalah orang yang terbuka.

Jangan mudah terpancing

Haters selalu punya naluri untuk memancing perdebatan dengan Anda. Sebab memang itu obsesi mereka. Awalnya memang diskusi yang sehat, namun jika sudah sama-sama panas, maka Anda bisa terlalu jauh dalam melangkah.

Seintelek apa pun seseorang, ia akan terlihat goblok saat terpancing oleh perdebatan yang sebetulnya tak berguna, apalagi perdebatan yang dimulai oleh seorang haters.

Jangan terlalu bernafsu untuk menjelaskan sesuatu pada haters

Menjelaskan sesuatu bukanlah hal yang mudah, apalagi kepada haters. Sebab, default pemikirannya adalah asal kontra dengan Anda. Akan sulit menjelaskan tentang prestasi Jokowi kepada kampret, pun sebaliknya, sulit untuk menjelaskan tentang kelebihan-kelebihan Prabowo kepada cebong.

Yah, tak beda jauh dengan apa kata Ali bin Abi Thalib lah, “Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak percaya itu.

Temui secara langsung

Ini cara yang terbukti sangat ampuh. Haters di media sosial kadang terkenal galak, namun begitu ketemu secara langsung, ternyata tak segalak yang dibayangkan. Kalau sudah ketemu tatap muka, biasanya langsung mengkerut.

Kalau sudah ketemu, apalagi sering, haters biasanya cenderung berubah menjadi lovers.

Exit mobile version