Es Krim BTS Meal Bikinan Sisca Kohl Menjadi Bukti Bahwa Mesin Es Krim Sisca Kohl Sudah Seharusnya Pensiun

sisca kohl

MOJOK.COKonten membikin es krim ala Sisca Kohl adalah sesuatu yang ganjil dan membuat kita harus bersimpati kepada mesin es krim miliknya.

Sebagai seorang pesohor, bukan hal yang mengherankan jika Sisca Kohl ikut meramaikan isu terkait BTS Meal yang memang menjadi berita nasional di seluruh penjuru timeline.

Sekrol sana ketemu BTS Meal, sekrol sini ketemu BTS Meal. Maklum, saja, di Indonesia ini, apa saja yang menyangkut tentang K-Pop memang hampir selalu ramai. Fans dan penyimaknya amat banyak. Nyaris sekte.

Namun, keikutsertaan Sisca Kohl dalam kegaduhan soal BTS Meal adalah jenis kegaduhan yang lain.

Dalam video yang diunggah di akun Tiktok miliknya, Sisca Kohn memamerkan betapa ia memborong setidaknya 40 paket BTS Meal. Hal yang tentu saja langsung menjadi bahan nyinyiran para Army (fans BTS), lha gimana, ketika banyak fans BTS yang gagal mendapatkan BTS Meal, Sisca Kohl justru memamerkan puluhan paket BTS Meal yang berhasil ia beli.

Hal tersebut sampai memunculkan guyonan bahwa di halaman belakang rumah Sisca Kohl, berdiri satu gerai McDonalds’s cabang Sisca Kohl yang cuma bisa dibeli oleh Sisca Kohl sendiri.


Yang lebih bikin mangkel, saat memamerkan puluhan BTS Meal itu, bisa-bisanya ia bilang “Aku tidak beli terlalu banyak biar semua Army kebagian.”

Kalau Anda menganggap itu sudah cukup, maka Anda salah, sebab, setelah itu, bakal ada adegan yang justru menjadi puncak dari segala kegaduhan yang ada: Sisca Kohl membuat es krim dengan bahan dasar kentang goreng dan nugget BTS Meal.

Bayangkan, BTS Meal yang oleh banyak orang tak mudah didapatkan itu ternyata justru dibikin sebagai bahan eksperimen untuk membikin es krim.

Bayangkan, sosok dengan nada bicara yang amat mudah dikenal itu mencampurkan kentang goreng, nugget, dan coca-cola menjadi satu untuk kemudian memblendernya. Campuran itulah yang kemudian dibikin sebagai adonan es krim yang dicampurkan lagi dengan saus cajun dan saus pedas manis.

Menonton video tersebut, terselip rasa getir yang amat tebal di dada ini. Menyaksikan betapa ada seseorang yang membikin es krim dengan bahan dasar kentang goreng dan nugget ayam.

Sialnya, kegetiran adalah lanjutan dari kegetiran-kegetiran lama yang sudah pernah dirasakan sebelumnya.

Aksi membuat es krim dengan bahan nyeleneh itu bukanlah yang pertama bagi Sisca Kohl. Sebelumnya, ia sudah pernah membikin aneka es krim dengan bahan-bahan dasar makanan yang, secara nalar dan pola pikir yang jernih, tidak layak dijadikan es krim.

Bayangkan, Sisca Kohl pernah membikin es krim berbahan dasar nasi padang, ayam KFC, mie samyang, seblak, opor ayam, pempek, dan aneka jenis makanan lainnya.

Bayangkan, es krim dengan rasa nasi padang. Hanya Sisca Kohl yang bisa menghadirkannya. Apa yang ia lakukan dengan membikin es krim dari nasi padang itu membuat “kejahatan” memakan nasi padang menggunakan sendok menjadi tampak remeh belaka.

Dengan rekam jejak seperti itu, rasanya memang hanya tinggal menunggu waktu sampai semua jenis makanan bisa di-es krim-kan oleh Sisca Kohl.

Sosok yang saya yakin tak mengenal kata lazim dan lumrah dalam kamus hidupnya itu benar-benar telah mengubah skena per-es krim-an ke arah yang lebih acak.

Dalam posisi inilah saya membayangkan betapa menderitanya mesin es krim milik Sisca Kohl. Mesin tersebut pastilah menampung amat banyak pergolakan batin di dalam dirinya.

Ketika mesin-mesin es krim lainnya mendapatkan tugas untuk mengolah adonan strawberry, adonan coklat susu, atau adonan vanilla, mesin es krim Sisca Kohl justru harus merelakan diri untuk mengolah adonan nasi padang, adonan seblak, adonan pempek, dan adonan-adonan es krim aneh dan tiada berperikeeskriman lainnya.

Saya bisa membayangkan betapa berat beban yang harus ia tanggung. Betapa ia senantiasa gelisah setiap waktu sebab ia harus selalu bersiap dengan kemungkinan-kemungkinan aneh dan ganjil.

Seandainya mesin itu bisa berbicara, niscaya ia pasti sudah mengumpat dan menguarkan sumpah-serapahnya.

Tampaknya, sekarang inilah saat yang tepat bagi kita untuk mulai peduli dan mengadvokasi mesin es krim Sisca Kohl itu. Sudah saatnya mesin malang tersebut pensiun dan menikmati hari tua dengan kehidupan yang lebih baik.

Kalaupun mesin itu masih harus dipaksa kerja, maka mesin es krim itu berhak mendapatkan iklim kerja yang baik. Mesin itu berhak bahagia.

Tentu saja, hal itu bisa terwujud jika kita mau bersatu dan bekerja sama, dan saya yakin, Anda dan saya tahu apa yang harus kita dilakukan.

BACA JUGA Ledek Army karena Ngotot Beli BTS Meal? Dih, Generasi Lama Kok Pada Nggak Sadar Diri dan artikel AGUS MULYADI lainnya. 

Exit mobile version